Senin, 23 April 2012

Gagal Ginjal masih ada Obatnya

Suami isteri warga Lamajang itu ciut nyali setelahmengetahui anaknya yang berusia 4 tahun divonis gagal ginjal. Sudah banyakdokter di berbagai kota di Jawa Timur dihubungi, tapi semuanya ‘angkat tangan’.Bahkan ada yang mengatakan langsung, penyakit anaknya sulit disembuhkan.Menyerahkan suami isteri tersebut? Tidak!
ORANG TUA tua mana punsedih melihat penderitaan anaknya. Begitu pun pasangan Tri Yayuk dan BambangSugiono, warga Surabaya. Penyakit Catur Putri Handayani, putri bungsunya, darihari ke hari tak menunjukkan perbaikan. Meski usianya baru 4 tahun, bobot tubuhAdek, begitu Catur Putri Handayani biasa dipanggil, mencapai 50 kg. Dia divonisgagal ginjal akut. Bahkan dari hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan bahwagadis cilik itu positif mengidap penyakit ginjal, kolesterol dan lever. Setelahsemua dokter yang pernah dihubungi ‘angkat tangan’, Bambang dan Yayuk lalumembawanya ke seorang ahli pengobatan tardisional bernama Soehanas di Lumajang.
Bahkan saking cintanya pada si bungsu, Bambang dan Yayuk menawarkan rumahsebagai pengganti biaya pengobatan Adek kepada Soehanas. Setelah memeriksaAdek, awalnya Soehanas memberi racikan berbahan daun kumis kucing, daunngokilo, daun dewa, rimpang daun dewa, daun pegagan, lempuyang serta airperasan mengkudu.
KepadaBambang Soehanas menyarankan agar Adek tidak mengonsumsi ikan, garam danmakanan berlemak.


RACIKAN selanjutnya berupa 15 lb daunkumis kucing, 3 lb daun ngokilo, 4 lb daun dewa, 1 jr rimpang daun dewa,pegagan, 3 iris lempuyang, 20 lb pegagan, 2 sdt daun meniran. Seluruh bahandirebus dengan 3,5 gelas air bersih hingga menjadi 2 gelas. Hasil rebusannyadiminum pagi dan sore masing-masing sebanyak satu gelas.
Tengah malam setelah minum jamu racikan Soehanas, Adek mengamati buang airbesar yang aneh. Kotorannya berupa cairan hijau, namun tak berbau. Yayuk sempatpingsan melihatnya, sebab cairan itu keluar terus menerus setiap 5 menit. Malamitu, Bambang terpakasa merawat dua orang. Setelah sang isteri siuman, keduanyalalu tak henti-hentinya memanjatkan doa untuk kesembuhan anaknya. Pagiberikutnya mereka menghubungi Soehanas. Menurut herbalis ini, hal itu akanberlangsung terus menerus sampai cairan yang tertahan pada dubur Adek bisakeluar. Pada hari kedua, kejadian yang sama terulang, tapi Bambang dan Yayuksudah tak begitu khawatir, lebih lagi setelah perut Adek yang semula buncitmulai menyusut. “Saya perhatikan lingkar perutnya berkurang 2 cm per 5 menit.bahkan kemudian, Adek bisa berjalan,” ungkap Bambang di Trubus (Agst 2003).

CAIRAN yang keluar selanjutnyaberwarna kuning dalam rentang 5 menit sekali. Kejadian ini berlangsung selamasekitar satu minggu. Namun Adek masih kesulitan buang air kecil. Soehanaskemudian memberi racikan 7 lb sambang darah, 8 gr ayapana (Cleopatra sp)kering, 7 gr daun meniran basah. Ketiga bahan ini direbus dengan 200 cc airselama 25 menit. Hasilnya diminum sekali pada sore hari. Pada minggu keduabukan kotoran lagi yang keluar, namun setiap lima menit Adek buang air kecil.Hal ini berlangsung selama 1 minggu. Semakin hari bobot Adek berkurang danakhirnya sembuh. Trubus selanjutnya mengungkap, ramuan berbahan tanaman efektifmengatasi gangguan ginjal. Selain tidak memiliki efek samping, dia bersifatkonstruktif dan rehabilitatif. Kombinasinya befungsi ganda. Ramuan yangdigunakan untuk Adek bersifat antiradang. Selain itu, pegagan yang digunakanbersifat antitoksin, yakni membersihkan racun pada darah. Sedang air mengkuduberfungsi melancarkan peredaran darah dan mengaktifkan enzim kekebalan tubuh.Menurut Soehanas, herbalis asal Lumajang, ayapana dalam ramuan itu bersifatdiuretik. “Sama seperti meniran dan kumis kucing yang berfungsi sebagai peluruhair seni,” katanya.

Sumber : Majalah Trubus (Agustus 2003)