Jumat, 25 Januari 2013

Garam, Kawan atau Lawan ??



Ibarat sayur kurang garam! Istilah itu tampaknya kini mulai kurang populer, setidak-tidaknya di kalangan masyarakat modern yang sangat peduli dengan kesehatannya. Kini, garam tak lagi menjadi sahabat makanan. Bahkan, penggunaan garam telah dibatasi seminimal mungkin. Apa yang menyebabkan garam begitu dimusuhi?


The Scientific Advisory Committee on Nutrition (SACN) baru-baru ini mengungkapkan, terlalu banyak mengkonsumsi garam dapat memicu tekanan darah tinggi, serangan jantung dan stroke.

Menurut penelitian, umumnya manusia mengkonsumsi 9 gram garam setiap hari. SACN menyarankan konsumsi garam sebaiknya tidak lebih dari 6 gram per hari. Sedangkan, bagi anak-anak satu sampai enam tahun konsumsi garam sebaiknya dibatasi sampai 2 gram setiap hari. Sedangkan, anak-anak berumur tujuh sampai 14 tahun dianjurkan untuk mengkonsumsi garam maksimal 5 gram.

Sebenarnya, garam mengandung banyak manfaat. Garam dipercaya dapat membantu gerak saraf, menggerakkan otot dan menjaga keseimbangan cairan tubuh.


Namun, jumlah garam yang berlebihan dalam tubuh dikhawatirkan dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan seperti: tekanan darah tinggi. Terlalu banyak garam dapat memicu tekanan darah tinggi. Volume darah dapat meningkat akibat konsumsi garam. Akibatnya, jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa melalui arteri. Penderita tekanan darah tinggi disarankan membatasi konsumsi garam hanya sampai 8,3 Hg dan 4,4 mm Hg. Selain itu, penderita hipertensi disarankan pula memadukan pola pengurangan garam dengan diet kaya buah-buahan, sayuran dan makanan rendah lemak.


Osteoporosis. Garam berpengaruh pada kekuatan tulang. Garam dapat menyebabkan tubuh kehilangan kalsium melalui urine. Sehingga, tubuh mengimbanginya dengan melepaskan kalsium dari tulang untuk menjaga kestabilan dalam darah.


Resistensi terhadap cairan. Garam dapat memperburuk resistensi terhadap cairan. Kondisi ini banyak dialami wanita. Garam dapat membentuk cairan pada kaki yang terjadi jika seseorang duduk dalam waktu yang cukup lama. Mengurangi konsumsi garam setengah dari rata-rata akan mengakibatkan kehilangan cairan sebanyak 3lb, menurut Prof. Graham MacGregor, seorang ahli garam di rumah sakit St George, London.


Asma. Garam ternyata juga dapat memperburuk asma. Keseimbangan sodium dalam tubuh dapat mengganggu sensitivitas lapisan paru-paru. Sehingga, pengurangan garam aakan sangat bermanfaat bagi penyakit asma.


Kanker perut. Kanker perut ternyata berkorelasi dengan tingginya konsumsi garam. Jumlah garam yang berlebihan dapat mengurangi lapisan pelindung perut yang mungkin terinfeksi dengan Helicobacter pylori, bakteri perut yang dikaitkan dengan radang perut.





Disarikan dari berbagai sumber