Bunga
Sepatu (Hibiscus rosa sinensis) disebut juga sebagai kembang wera (bahasa sunda),
wora-wari (bahasa jawa) atau Siruabua (bahasa Mentawai). Tanaman ini termasuk
dalam keluarga Malvaceae. Tanaman bunga sepatu ini banyak ditanam orang di
halaman sebagai tanaman hias atau sebagai pagar hidup. Bunganya yang indah dan
warna yang mencolok dapat menyegarkan mata dan memperindah pekarangan rumah.
Untuk perkembangbiakannya, biasa dilakukan dengan cara stek batang atau cangkok. Jarang sekali yang memanfaatkan bijinya. Kebanyakan orang mengira kalau bunga kembang sepatu hanya memiliki warna merah, padahal warnanya sangat beraneka ragam tergantung jenisnya. Ada yang berwarna orange, kuning, bahkan putih.
Kembang Sepatu juga sering dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah akar, bunga dan daunnya. Bagian bunganya mengandung hibisetin, sedangkan akar dan daunnya mengandung Calcium-oksalat, peroxidase, lemak dan protein.
Untuk penggunaannya bisa secara langsung membuat ramuan dari bunga segar maupun dijadikan sebagai teh. Teh kembang sepatu saat ini sedang populer karena khasiatya bagi kesehatan. Diantaranya mengatasi demam, membuat suasana hati lebih rileks, menurunkan berat badan hingga mengeluarkan racun dari dalam tubuh. Bagi dunia kecantikan, ekstrak teh bunga sepatu ini dipercaya mampu menjaga kesehatan kulit.
Ramuan
: Sakit Campak
Bahan :
1.
Daun Kembang Sepatu 1
genggam jari tangan
2.
Air kelapa 1
buah
3.
Kuning telor ayam kampong 1
butir
Cara Membuat :
Daun Kembang
Sepatu dicuci bersih kemudian diremas sampai keluar lendirnya lalu disaring.
Campurkan air kelapa dan kuning telor hasil remasan daun siruaboa lalu aduk
sampai rata.
Aturan Minum :
1x
sehari, Setiap pembuatan 1 ramuan/resep diminum sampai habis. Ramuan diulang
beberapa kali sampai sakit campaknya sembuh.
Sumber : Berdasarkan Cerita Pelaku Peramu Tanaman Obat
Masyarakat Kepulauan Mentawai