Ibarat sayur kurang garam! Istilah itu
tampaknya kini mulai kurang populer, setidak-tidaknya di kalangan masyarakat
modern yang sangat peduli dengan kesehatannya. Kini, garam tak lagi menjadi
sahabat makanan. Bahkan, penggunaan garam telah dibatasi seminimal mungkin. Apa
yang menyebabkan garam begitu dimusuhi?
The Scientific Advisory Committee on
Nutrition (SACN) baru-baru ini mengungkapkan, terlalu banyak mengkonsumsi garam
dapat memicu tekanan darah tinggi, serangan jantung dan stroke.
Menurut penelitian, umumnya manusia
mengkonsumsi 9 gram garam setiap hari. SACN menyarankan konsumsi garam
sebaiknya tidak lebih dari 6 gram per hari. Sedangkan, bagi anak-anak satu
sampai enam tahun konsumsi garam sebaiknya dibatasi sampai 2 gram setiap hari.
Sedangkan, anak-anak berumur tujuh sampai 14 tahun dianjurkan untuk
mengkonsumsi garam maksimal 5 gram.
Sebenarnya, garam mengandung banyak manfaat.
Garam dipercaya dapat membantu gerak saraf, menggerakkan otot dan menjaga
keseimbangan cairan tubuh.
Namun, jumlah garam yang berlebihan dalam
tubuh dikhawatirkan dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan seperti: tekanan
darah tinggi. Terlalu banyak garam dapat memicu tekanan darah tinggi.
Volume darah dapat meningkat akibat konsumsi garam. Akibatnya, jantung harus
bekerja lebih keras untuk memompa melalui arteri. Penderita tekanan darah
tinggi disarankan membatasi konsumsi garam hanya sampai 8,3 Hg dan 4,4 mm Hg.
Selain itu, penderita hipertensi disarankan pula memadukan pola pengurangan garam
dengan diet kaya buah-buahan, sayuran dan makanan rendah lemak.
Osteoporosis. Garam berpengaruh pada kekuatan tulang. Garam dapat menyebabkan tubuh
kehilangan kalsium melalui urine. Sehingga, tubuh mengimbanginya dengan
melepaskan kalsium dari tulang untuk menjaga kestabilan dalam darah.
Resistensi terhadap cairan. Garam dapat memperburuk resistensi terhadap cairan. Kondisi ini banyak
dialami wanita. Garam dapat membentuk cairan pada kaki yang terjadi jika
seseorang duduk dalam waktu yang cukup lama. Mengurangi konsumsi garam setengah
dari rata-rata akan mengakibatkan kehilangan cairan sebanyak 3lb, menurut Prof.
Graham MacGregor, seorang ahli garam di rumah sakit St George, London.
Asma. Garam ternyata juga dapat memperburuk asma. Keseimbangan sodium dalam
tubuh dapat mengganggu sensitivitas lapisan paru-paru. Sehingga, pengurangan
garam aakan sangat bermanfaat bagi penyakit asma.
Kanker perut. Kanker perut ternyata berkorelasi dengan
tingginya konsumsi garam. Jumlah garam yang berlebihan dapat mengurangi lapisan
pelindung perut yang mungkin terinfeksi dengan Helicobacter pylori, bakteri
perut yang dikaitkan dengan radang perut.
Disarikan dari berbagai sumber